BANGKALAN, - Sebuah kisah haru di tengah gemerlapnya kehidupan perkotaan menjadi sorotan saat Sertu Adi Sunoto, seorang Babinsa yang penuh dedikasi, menemukan panggilan hatinya dalam membantu Nenek Muti'ah (65 tahun), seorang wanita yang hidup sebatang kara di gubuk reot di tengah kota. Di balik kilauan gedung megah, kehidupan Nenek Muti'ah adalah perjuangan tanpa henti yang mempesona.
Nenek Muti'ah, yang menjalani hari-harinya tanpa pekerjaan tetap, mengandalkan penjualan karak (sisa nasi yang dijemur) sebagai satu-satunya sumber penghidupannya. Kehadiran bantuan dari tetangga yang peduli menjadi pendorong semangatnya dalam mengarungi kehidupan yang keras.
Baca juga:
Kodim 0829 Himbau Masyarakat Jalankan Prokes
|
Namun, dalam cobaannya, tempat tinggal Nenek Muti'ah masih jauh dari kata layak. Dapur sederhananya menggunakan kompor minyak tanah, dan gedek tipis menjadi satu-satunya pembatas antara dapur dan tempat tidurnya. Meskipun telah diajukan untuk Program RTLH (Rumah Tidak Layak Huni), terbukti bahwa status lahan yang ditempati Nenek Muti'ah dimiliki oleh pihak lain yang melarang pembangunan di atas tanah tersebut.
Sertu Adi Sunoto, dengan hati yang penuh empati, telah menjadi tiang penyangga dalam kehidupan Nenek Muti'ah. Melalui upayanya, ia tidak hanya menyediakan bantuan material untuk memperbaiki kondisi rumah, tetapi juga memberikan dukungan moral yang menghangatkan hati Nenek Muti'ah. Dalam kepedulian dan keberaniannya, Sertu Adi Sunoto telah menciptakan pancaran harapan di tengah kegelapan kesulitan yang dialami oleh Nenek Muti'ah.
"Kami sangat bangga dan terinspirasi oleh dedikasi serta kepedulian yang luar biasa yang ditunjukkan oleh Babinsa kami, Sertu Adi Sunoto, dalam membantu Nenek Muti'ah yang hidup dalam kondisi sulit. Ini adalah contoh nyata dari semangat kemanusiaan yang sesungguhnya. Dalam situasi yang sulit, Sertu Adi Sunoto telah menunjukkan kepedulian yang tulus, memberikan bantuan serta dukungan moral yang sangat dibutuhkan oleh Nenek Muti'ah. Semangat dan komitmennya dalam melaksanakan aksi kemanusiaan ini benar-benar menggambarkan nilai-nilai kemanusiaan yang kami anut di satuan kami. Kami berharap aksi luar biasa ini dapat menginspirasi yang lainnya untuk turut peduli terhadap sesama seperti yang telah ditunjukkan oleh Sertu Adi Sunoto." Tutur Danramil 0829-01/Kota Bangkalan, Kapten Caj Siswanto pada Senin (27/11/2023) di ruangannya.
Danramil mengutarakan bahwa dirinya selalu berpesan pada seluruh anggotanya agar memperhatikan masyarakat yang sedang dalam kesulitan, utamanya pada Sertu Adi Sunoto. “Perhatikan dan penuhi kebutuhan makan ibu Muti’ah. Insyaallah rejeki tidak akan habis kalau membantu orang yang kesulitan dengan ikhlas. Belikan beras dan telur sebagai lauknya. Itu yang selalu saya ucapkan untuk mengingatkan Sertu Adi setiap ijin pamit ke wilayah dan menyambangi ibu Muti’ah.” Papar Danramil.
Sementara itu, tetangga nenek Muti’ah, Mahrus menuturkan, “Ibu Muti’ah ini sudah tinggal puluhan tahun disini pak. Kalau usianya sekitar 65 tahunan. Jadi, mulai dari nenek, trus ibunya ibu Muti’ah ini sudah tinggal disini. Sekarang tinggal bu Muti’ah sendirian yang tinggal.” Tuturnya.
Senada dengan Mahrus, tetangga yang lain membenarkan bahwa ibu Muti’ah telah puluhan tahun menempati gubuk tersebut. “Kalau makan, Kadang-kadang masak, kadang ada tetangga yang memberikan makan. Soalnya gak kerja (nenek Muti’ah).” Ujar Millah, tetangga nenek Muti’ah yang lainnya.
Semoga melalui kesadaran dan kerjasama dari berbagai pihak, ada solusi yang dapat ditemukan untuk Nenek Muti'ah. Semoga ada pihak yang dapat membantu menyelesaikan masalah status lahan tempat tinggalnya dan memberikan bantuan untuk memperbaiki kondisi rumahnya. Semoga kebaikan yang telah ditunjukkan oleh Sertu Adi Sunoto juga menjadi inspirasi bagi orang lain untuk turut membantu Nenek Muti'ah dan mewujudkan perubahan yang lebih baik dalam kehidupannya.
(Pendim_0829)